Indonesia merupakan kategori negara yang sedang berkembang, Hal ini
dikarenakan Indonesia yang justru memiliki kelimpahan sumberdaya alam dan
sumber daya manusia tetapi tidak dapat di manfaatkan dengan baik. Masalahnya adalah
kelimpahan sumberdaya alam tersebut masih bersifat potensial, karena belum
diambil dan di pergunakan secara optimal. Sedangkan sumberdaya manusianya yang
besar, belum sepenuhnya dipersiapkan, dalam arti pendidikan dan
keterampilannya, untuk mampu menjadi pelaku pembangunan yang berkualitas dan
berproduktivitas tinggi. Dengan adanya sumberdaya modal, maka semua potensi
kelimpahan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia dimungkinkan untuk lebih
didayagunakan dan dikembangkan. Kemudian darimana pemerintah mendapat
pembiayaan dalam pembangunan ekonomi?
Sumber-Sumber Pembiayaan Pembangunan Indonesia :
Pada empat tahun pertama Pelita I, utang luar negeri adalah sumber
utama
pembiayaan pembangunan, namun posisi tersebut berubah setelah
adanya oil boom
pada awal tahun 1974. Selepas 1973 penerimaan dari ekspor minyak
dan gas menjadi
begitu dominan sebagai sumber penerimaan devisa, mencapai diatas 60
persen.
1. Ekspor
Sebagai penganut sistem
ekonomi terbuka, lalu lintas perdagangan internasional
berperan penting dalam perekonomian dan
pembangunan di Indonesia. Seberapa jauh
peran perdagangan luar negeri terlihat dari
rasio antara ekspor ditambah impor
terhadap PDB, yang hanya 19,6 persen pada tahun
1969 menjadi 42,7 persen pada
tahun 1984. Sementara peranan ekspor terhadap
PDB melonjak dari 10,2 persen pada
tahun 1969 menjadi 26,1 persen pada tahun 1984.
Pada dasawarsa 1970-an, ekspor non migas
merupakan sumber utama penerimaan
devisa Indonesia, yang menyumbang hampir 80
persen dari penerimaan ekspor.
Adanya lonjakan harga minyak yang pertama tahun
1974, telah mengubah profil
ekspor secara drastis. Meskipun ekspor non
migas meningkat dua kali lipat nilainya
selama 1971-1975, pangsanya dalam total ekspor
menurun menjadi sekitar 25 persen.
Sejak itu, situasi ekonomi Indonesia dan prospeknya demikian
terikat dengan
perkembangan pasar minyak. Peran migas sebagai sumber penerimaan
negara
berlangsung hingga tahun 1981. Setelah 1981 kontribusi migas mulai
menurun hingga
tahun 1985 menjadi 68,8 persen dari total ekspor. Di lain pihak,
peranan ekspor non
migas kembali meningkat akibat menurunnya harga minyak dan volume
produksi.
Pada tahun 1985, ekspor non migas meningkat lebih dari 31 persen
dari total
penerimaan ekspor.
2. Bantuan Luar Negeri
Pada awal Orde Baru,
para penentu kebijakan menghadapi kelangkaan modal dan
sumber pembiayaan pembangunan. Tabungan
domestik waktu itu begitu rendah dan
tidak dapat diharapkan meningkat dalam waktu
singkat. Jalan keluarnya adalah
pembiayaan pembangunan dari sumber-sumber luar
negeri, dalam bentuk bantuan
luar negeri dalam bentuk pinjaman lunak (loan)
dan hibah ke Indonesia. Dalam neraca pembayaran, bantuan luar negeri tercatat
sebagai pemasukan modal pemerintah.
- Sumber
pembiayaan dari luar negeri
Bagi negara-negara yang belum atau tidak mampu
menghimpun tabungan domestik yang memadai guna mendorong pertumbuhan
ekonominya,maka negara tersebut dapat pula mencari sumber pembiayaan dari luar
negeri ( negara-negara lain ).
Bantuan Luar Negeri
adalah aliran modal dari luar negeri berupa bantuan dari pihak resmi seperti
badan-badan internasional dan dari pemerintah negara lain. Bantuan luar negeri
berfungsi untuk mengatasi masalah-masalah seperti berikut:
- Saving gap, tabungan pemerintah yang tidak mampu untuk
membiayai pembangunan.
- Foreign
exchange gap, mata
uang asing (devisa) yang tersedia tidak cukup untuk membiayai impor.
- Pinjaman dan penanaman modal.
3. Bantuan dalam Negeri
1.
Tabunganmmasyarakat adalah bagian dari pendapatan masyarakat
pada periode tertentu yang secara sukarela tidak digunakan untuk konsumsi pada
periode tersebut. masyarakat yang produktif akan memberikan kontribusi yang
berarti dalam pembangunan apabila Tabungan masyarakat adalah bagian dari
pendapatan yang diterima masyarakat yang dengan sukarela tidak digunakan untuk
konsumsi.
2. Tabungan pemerintah adalah keseluruhan pendapatan yang diterima
pemerintah dikurangi dengan total pengeluaran rutin.
3. Tabungan paksa adalah
langkah yang dilakukan pemerintah untuk melakukan pinjaman ke masyarakat,
badan-badan keuangan di luar bank komersial (LKBB), bank komersial, bank
sentral dan mencetak uang baru dalam rangka menanggulangi defisit anggaran.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar